Selasa, 18 September 2018

Untaian tali panjang melintang
Membentang dijalan kita
Aku memegangnya dengan erat
Bagai bocah yang takut kehilangan balonnya
Wajahku yang selalu terukir senyum
Melihat dirimu diujung tali sebrang jalan
Sama sepertiku, kau genggam erat tali kita
Aku bahagia, selalu ada cara kau membuatnya


Tapi aku baru menyadari
Ternyata ditengah tali kita ada seseorang
Dia menatap kearahku
Tatapan yang menyiratkan ketidaksukaan
Bagai induk ayam yang melindungi anaknya
Ya benar, dia ingin melindungimu dariku
Seolah dia malaikat pelindung


Jumat, 01 Juni 2018

Gadis itu tidak bisa tidur. Rambutnya berantakan, begitu pula dengan kamarnya. Seolah-olah ada banyak beban yang ia pikul.

Gadis itu tidak kuat lagi membendung air matanya.

Ia terisak di tengah sunyinya malam. Toh, tidak akan ada yang peduli dengannya.

Sempat terlintas di benaknya, 'Tuhan, bolehkah aku mati malam ini? Aku tidak kuat lagi'.

Gadis itu masih berusia 10 tahun, tapi sudah depresi seperti ini. Ironis.

Gadis itu butuh pelukan, kasih sayang, dan pengertian. Tapi, dimanakah ia bisa mendapatkan semua itu jika orang terdekatnya saja sudah tidak lagi peduli?


Kemanakah semua orang? Begitu terlena dengan pekerjaan, hingga gadis itu menjadi sosok yang terabaikan.

Ironis.

Dan, malam itu, ia akhirnya bisa terlelap di atas tempat tidurnya setelah melampiaskan seluruh rasa sakitnya melalui tangisan.

Hanya saja, tidak ada yang tahu bahwa gadis itu tidak akan bisa bangun di esok hari. Ia terlelap untuk selamanya.